Jumat, 12 Mei 2017

STP (Segmentasi, Targetting dan Positioning

BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Keberadaan penyiaran meruapakan hal yang sangat penting. Apalagi di era modern, teknologi sudah akrab dengan masyarakat, mustahil jika dalam hal ini penyiaran tidak memiliki andil. Penyiaran memberikan sumbangsih sebagai distributor tersampainya informasi. Dalam proses tersampainya informasi itu, informasi diolah terlebih dahulu sebelum masuk ke hal yang dinamakan penyiaran. Penyiaran hanya menampung informasi yang sudah jadi, kemudiaan tugas dari penyiaran adalah menyebarkannya.
Setelah informasi siap untuk didistribusikan, kemudian disini penyiaran akan berperan untuk memastikan informasi itu benar-benar sampai kepada khalayak. Disini, diperlukan suatu pengaturan yang efektif sehingga informasi yang disampaikan tepat sasaran dan respon dari khalayak positif. Dari harl ini, diperlukan adanya menejemen dalam segmentasi, targeting dan positioning. Pembahasan lebih lanjut mengenai hal ini akan dibahas pada pembahasan makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari segmentasi?
2.      Apa pengerting dari targeting?
3.      Apa pengertian dari positioing?
C.    Tujuan dan Manfaat
1.      Sebagai salah satu topik bahan diskusi
2.      Untuk mengetahui tentang segmentasi
3.      Untuk mengetahui tentan targeting
4.      Untuk mengetahui tentang positioning
5.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Manajemen Dakwah”





BAB II
PEMBAHASAN



A.    Segmentasi
Segmentasi menjadi hal yang penting dalam pemasaran media. Pemasaran yang baik dimulai dari penentuan target khalayak. Dalam bisnis media cetak, persaingan media yang semakin ketat juga menyebabkan segmentasi khalayak juga semakin mengerucut. Pada media penyiaran, pemahaman tentang segmentasi khalayak sangat penting. Jika media penyiaran tidak mampu membaca segmentasi khalayak yang hendak dibidik, maka media tersebut tidak mampu bersaing dengan media yang lain. [1] Dari sini maka dapat diketahui bahwa segmentasi khalayak merupakan pembagian khalayak kepada beberapa segmen. Contoh keberhasilan dari segmentasi khalayak adalah stasiun TV satelit Disney. Stasiun ini jelas membidik segmentasi jenis anak-anak.
Untuk memudahkan segmentasi khalayak, maka segmentasi dapat dilakukan dengan beberapa dasar, yaitu:[2]
1.      Segmentasi demografis
Segmentasi ini didasari pada data-data kependudukan, seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, pendidikan, dan lain sebagainya. Data kependudukan sangat penting dalam menentukan segmentasi, dengan mengaitkan data kependudukan dengan perilaku khalayak. Contoh, stasiun TV akan memilih membangun pemanar baru di daerah yang padat penduduknya daripada di daerah yang tidak padat penduduknya. Penerbitan koran akan memilih meerbitkan koran di daerah yang pendapatannya tinggi dibandingkan dengan wilayah yag pendapatannya rendah.
Contoh segmentasi berdasarkan usia menurut BPS yaitu:
No
Kelompok Usia
1
0 – 14 Tahun
2
15 – 20 Tahun
3
20 – 29 Tahun
4
30 – 39 Tahun
5
40 + Tahun

Contoh Segmentasi usia menurut Nelsen
No
Target Khalayak
1
5 – 9 Tahun
2
10 – 19 Tahun
3
20 - 29 Tahun
4
30 – 39 Tahun
5
40 + Tahun

Contoh segmentasi berdasarkan pendapatan ekonomi
Kelas
Kode
Kelas atas-atas
A+
Kelas atas bagian bawah
A
Kelas menengah atas
B+
Kelas menengah bawah
B
Kelas bawah bagian atas
C+
Kelas bawah bagian bawah
C








2.      Segmentasi geografis
Segmentasi khalayak dalam aspek geografis bisa didasarkan pada wilyah kota (urban), pinggiran kota (sub urban) dan pedesaan (rural). Khalayak di masing-masing wilayah tentu mempunyai karakteristik yang berbeda. Manejemen media harus mampu memetakan hal ini agar media mampu diterima oleh masyarakat. Stasiun radio programming banyak berisi enyuluahan pertanian, tentu segmennya adalah masyarakat pedesaan. Majalah yang berisi gaya hidup, tentu tersegemn untuk daerah perkotaan.
3.      Segmentasi behavorial
Segmentasi ini dilakukan berdasarkan perilaku khalayak.segmentasi ini banyak dilakukan dalam kegiatan periklanan, yang sebenarnya juga bisa ditetapkan dalam media massa. Segmentasi ini ditetapkan berdasarkan beberapa variabel yang berkaitan dengan perilaku khaayak seperti, status dan tingkat sosial. Sebagai contoh untuk media cetak yang ditunjukkan untuk segmen khalayak penghobi otomotif, maka muncullah tabloid atau majalaha khusus otomotif.

B.     Targetting Khalayak Media
Setelah membahas tentang segmentasi khalayak, maka langkah selanjutnya manajemen media dalam relasinya dengan khalayak adalah dengan targetting. Tahap targetting dilakukan setelah institusi atau perusahaan media melakukan pengidentifikasian  beragam segmen sebagaimana yang tersebut sebelumnya. Setelah identifikasi dilakukan, perusahaan melakukan kajian atas segmen tersebut, dan kemudian dipilih yang menjadi sasaran. Segmen yang menjadi sasaran inilah yang disebut sebagai targetting.
Setiap institusi atau perusahaan media pasti memiliki pertimbangan tertentu sehingga memilih segmen tertentu sebagai target media. Pertimbangan utama yang digunakan perusahaan setidaknya berkaitan pada dua hal yaitu faktor eksternal berupa segmentasi khalayak yang dianggap memiliki potensi, serta faktor internal yang berupa kemampuan sumber daya perusahaan. Perusahaan harus jeli membaca segmen yang memiliki potensi. Ini berarti bisa jadi ketika awalnya segmen tertentu kecil, namun dalam perkembangannya menjadi segmen yang besar.
Untuk memahami khalayak, perusahaan media harus melakukan riset khalayak, bisa dilakukan melalui penelitian kuantitatif seperti survey, maupun penelitian kualitatif seperti etnografi. Selain faktor tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan tentang kemampuan sumber daya perusahaan, bisa berupa kesiapan sumber daya manusia yang mengalokasikan untuk mengelola media massa.
Dalam proses penentuan target, media dapat melakukan beberapa pilihan model targetting, yaitu:
1.      Konsentrasi pada Segmen Tunggal
Seperti namanya, dalam proses targetting , perusahaan media memilih salah satu saja segmen khalayak. Jika perusahaan media memilih segmen yang tunggal maka perusahaan media harus memiliki pertimbangan yang kuat karena tingginya resiko kegagalan. 
2.      Spesialisasi secara Selektif
Merupakan proses targetting yang dilakukan oleh perusahaan dengan menyeleksi beberapa segmen. Jika salah satu segemen gagal, perusahaan masih dapat berharap pada segmen lainnya.
3.      Spesialisasi Produk
Spesialisasi target ini dilakukan dengan fokus pada produk tertentu yang sifatnya khusus. Perusahaan melakukan pertimbangan targetting atas dasar membangun repurtasi yang kuat diproduk yang spesifik. Resiko yang dimiliki model target ini adalah apabila kekurangan bahan atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.
4.      Spesialisasi Market
Proses dimana perusahaan berkonsentrasi melayani kebutuhan dalam kelompok segmen tertentu. Resiko yang dikhawatirkan adalah jika pasar tersebut mengurangi konsumsinya.
5.      Jangkauan Semua Pasar
Targetting ini dilakukan dengan berusaha menjangkau semua segmentasi yang ada. Resiko kegagalan pada satu segmen bisa cepat diganti dengan segmen yang lain.

C.    Positioning Perilaku
Positioning berkenaan tentang bagaimana strategi untuk memasuki otak konsumen. Dalam perspektif marketting, media bisa dipahami sebagai merk (brand), dengan demikian positioning merujuk pada citra yang terbentuk di benak khalayak dari merk media tertentu. Citra yang melekat pada merk dalam positioning disebut sebagai brand image (citra merek). Dari hal ini, khalayak tentunya sudah terkena dampak dari komunikasi massa, dimana komunikasi massa telah mendistribusikan pesan (merek) tadi melalui media massa. Khalayak banyak yang terstimulus lewat apa yang diketahui melalui media massa tersebut. Hal ini sesuai dengan teorinya De Fleur dan Ball Rokeach tentang teori peluru. Teori ini mengtakan bahwa rakyat benar-benar rentan terhadap pesan-pesan komunikasi massa. Dia menyatakan jika pesan tepat sasara, pesan akan mendapatkan efek yang diinginkan.[3]
Menciptakan perbedaan atas media lain dan sekaligus membangun manfaat media bagi khalayak menjadi dua konsep penting dalam positioning media. Untuk menciptakan perbedaan dengan media lain, perusahaan media dapat melakukan riset pada merek media yang sudah ada serta merek media yang dimungkinkan akan eksis.
Kredibilitas  media menjadi hal yang penting dalam positioning. Khalayak yang semakin aktif akan lebih selektif dalam proses pemilihan media dibandingkan khalayak yang pasif. Untuk itu perusahaan media harus membangun kredibilitasnya pada khalayak, agar tertanam pada pikiran khalayak mengenai citra positif dari merek media. Kredibilitas bisa dibangun dengan pengemasan media secara profesional, jaminan atas tersedianya akses media dan layanan media pada khalayak.
Pernyataan positioning juga menjadi hal penting sebagai bagian dalam merebut hati konsumen, dimana kata-kata tersebut mewakili citra yang hendak dibentuk dalam benak konsumen. Kata-kata tersebut harus kuat, dalam artian menunjukkan keunggulan dari produk media yang diwakilinya atas media kompetitor. Beberapa pernyataan positioning sekaligus sebagai tagline media tertentu, SCTV “satu untuk semua”.  RCTI “RCTI Oke”.
Dari ketiga proses manejemen pada media penyiaran secara umum mempunyai fungsi sebagai berikut:[4]
1.      Planning – menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu massa yang akan datangdan apa yang harus diperbuat untuk mencapai tujuan itu
2.      Organssizing – mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
3.      Staffing – menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.
4.      Motivating – mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan
5.      Controlling – menguku pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangandan mengambil tidakan-tindakan korektif




BAB III
PENUTUPAN



A.    Kesimpulan
Dalam sebuah manajeman penyiaran, ada tiga hal yang perlu dianalisis agar penyiaran dapat tepat sasaran dan berlangsung dengan efektif. Ketiga hal tersebut yaitu segmentasi, targetting dan positioning. Segmentasi merupakan pembagian khalayak berdasarkan segmen-segemen. Segmen di bagi menurut demografisnya, geografis dan behavorial. Pembagian segmen tersebut mempermudah dalam pengklasifikasian segmen khalayak. Setelah proses segmentasi, selanjutnya adalah targetting. Pada tahap ini tujuannya adalah mencari target untuk pemasaran medianya. Di sini, media mencari perbedaan dengan media lain dan menampilkan perbedaan itu untuk dibawa kepada target tertentu. Yang terakhir adalah positioning. Positioning adalah menempatkan media pada hati khalayak. Disini, media membentuk pemahaman dan ketertarikan khalayak kepada medianya. Media yang bersangkutan akan mencari cara tertentu dan mencoba menampilkan keunggulan dari medianya dan menanamkan persuasi positif khalayak terhadap medianya. Biasanya pada tahap positioning ini digunakan dengan penggunaan bahasa atau sejenis tagline.

B.     Saran
Makalah ini disusun untuk sekedar dijadikan sebagai bahan penambah wawasan. Mungkin hanya  ini yang dapat dibahas dari makalah ini. Apabila masih ada kurangnya silahkan membaca buku penunjang lainnya yang berkaitan dengan makalah ini.








DAFTAR PUSTAKA


Junaedi, Fajar. 2014. Manejemen Media Massa. Yogyakarta:Mata Predi Presindo
J. Severin, Werner, W. Tankard, James. 2007. Teori Komunikasi. Jakarta:Fajar Interpratama Offset
Terry, George R, dan Rue Leslie W. 2012. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta:PT Bumi Aksara











[1] Fajar Junaedi, Manejemen Media Massa, (Yogyakarta:Mata Predi Presindo, 2014), hlm. 142.
[2] Ibid, hlm. 144.
[3] Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi, (Jakarta:Fajar Interpratama Offset, 2007), hlm. 147.
[4] George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 9. 


Untuk materi lebih singkat bisa dilihat disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar